Sobat Edmodo, negosiasi adalah suatu proses untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang berbeda ketertarikan. Sebuah negosiasi dapat dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat memenuhi kepentingannya. Namun dalam proses negosiasi, terkadang timbul konflik antara kedua belah pihak yang dapat menghambat tercapainya kesepakatan.
Konflik adalah kondisi di mana terdapat ketidaksepakatan di antara kedua belah pihak, baik mengenai masalah kepentingan, tujuan, visi, maupun nilai. Konflik pada negosiasi biasanya terjadi pada bagian-bagian tertentu yang bisa menjadi sumber perselisihan dan ketidaksepakatan.
Kelebihan dan Kekurangan Konflik Pada Negosiasi
Kelebihan Konflik Pada Negosiasi
1. Menjaga Keterbukaan dan Keterlibatan : Konflik dapat membuka potensi kreativitas dalam mencari solusi terbaik dan melibatkan semua pihak dalam memecahkan masalah.
2. Menghasilkan Solusi yang Lebih Baik : Dalam bertukar pikiran mengenai masing-masing kepentingan dan keterbatasan, bisa menghasilkan solusi terbaik yang mungkin tidak tercetus dalam proses negosiasi yang tertib dan damai.
3. Meningkatkan Kepedulian dan Rasa Hormat : Keterbukaan dan keterlibatan juga bisa memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menghargai dan menghormati perspektif masing-masing.
4. Melakukan Pembelajaran : Dalam konflik, setiap pihak dapat mempelajari sesuatu yang baru dan memperbaiki diri untuk proses negosiasi selanjutnya.
5. Membuat Situasi Lebih Jelas : Konflik juga bisa memberikan kejelasan mengenai posisi suatu pihak dan membuat segala hal menjadi lebih terbuka untuk semua pihak.
Kekurangan Konflik Pada Negosiasi
1. Memakan Waktu dan Konsentrasi : Konflik pada negosiasi seringkali memakan banyak waktu dan konsentrasi sehingga mengganggu efisiensi dan efektivitas suatu negosiasi.
2. Mengancam Atmosfir Positif : Konflik dapat memunculkan emosi negatif dan mengancam atmosfir yang sebelumnya positif, melemahkan partisipasi dan kualitas dalam proses negosiasi.
3. Membuat Kultur Organisasi yang Buruk : Terlalu sering mengalami konflik bisa membuat organisasi memiliki kultur yang buruk, yang menimbulkan pembenci dan ketidakpercayaan satu sama lain.
4. Merusak Hubungan : Konflik juga bisa merusak hubungan antara kedua belah pihak dan membuat sulit untuk bekerja sama di masa depan.
5. Menunda Masalah yang Harusnya Dipecahkan : Jika konflik tidak dipecahkan dengan cepat, akan merusak proyek atau kegiatan dalam jangka waktu yang lama.
6. Membuat Pengambilan Keputusan Tidak Efektif : Konflik memperlemah kemampuan memahami masalah secara obyektif dan membuat pengambilan keputusan yang tidak efektif.
7. Memunculkan Biaya dan Kerugian Keuangan : Konflik pada negosiasi seringkali memunculkan biaya dan kerugian keuangan yang tidak perlu.
Penjelasan tentang Konflik Pada Negosiasi Biasanya Terjadi Pada Bagian
Konflik pada negosiasi biasanya terjadi pada beberapa bagian tertentu di dalam proses negosiasi. Beberapa bagian tersebut antara lain:
1. Persyaratan Kontrak
Salah satu yang paling mendasar dalam sebuah negosiasi adalah menentukan syarat kontrak yang akan dibuat. Beberapa hal yang dapat memicu konflik dalam persoalan ini adalah adanya perbedaan pandangan mengenai isi kontrak dan penafsiran pasal-pasal yang ada dalam kontrak.
2. Harga dan Biaya
Harga dan biaya juga menjadi faktor penting dalam sebuah negosiasi. Ketika ada perbedaan harga yang di tawarkan, terkadang muncul konflik antara kedua belah pihak. Di sisi lain, ada juga biaya yang tidak disepakati dan menjadi pertentangan dalam perjanjian kontrak.
3. Jadwal Penyelesaian Proyek
Setiap proyek atau kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi umumnya memiliki jadwal penyelesaian yang harus dipenuhi. Konflik bisa muncul jika salah satu pihak tidak dapat memenuhi jadwal waktu tadi atau mempunyai masalah dalam menyelesaikan proyek tersebut.
4. Garansi dan Layanan Purnajual
Masalah garansi dan layanan purnajual juga menjadi faktor penentu dalam suatu negosiasi. Jika salah satu pihak mengalami masalah dengan produk tertentu, maka pertentangan bisa terjadi dalam penentuan siapa yang bertanggungjawab dalam pemecahan masalah ini.
5. Ketentuan Ketentuan Penyelesaian Perselisihan
Dalam sebuah kontrak, biasanya terdapat ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. Jika terdapat perbedaan pandangan antara kedua belah pihak mengenai ketentuan tersebut, maka konflik bisa muncul.
6. Teknologi dan Metode Pengembangan
Teknologi dan metode pengembangan juga bisa menjadi faktor yang memicu konflik dalam negosiasi. Ketika terdapat beberapa pilihan teknologi atau metode pengembangan, terkadang ada perbedaan pandangan antara kedua belah pihak yang bisa menimbulkan perselisihan.
7. Pembagian Keuntungan
Pembagian keuntungan adalah faktor penting dalam suatu negosiasi. Jika terdapat perselisihan mengenai pembagian keuntungan, maka konflik bisa muncul.
FAQs
1. Apakah semua negosiasi pasti mengalami konflik?
Tidak semua negosiasi pasti mengalami konflik. Namun, kemungkinan konflik muncul sangat besar terutama ketika terdapat perbedaan pandangan dan tujuan antara kedua belah pihak.
2. Apa yang harus dilakukan ketika terjadinya konflik dalam negosiasi?
Ketika terjadi konflik dalam negosiasi, sebaiknya pihak yang terlibat segera mencari solusi terbaik dan menerima kritik dan saran yng diberikan oleh pihak lain. Membuka pikiran dapat mempercepat pemecahan masalah dan menghindarkan terjadinya konflik yang serius.
3. Bagaimana cara menghindari konflik dalam negosiasi?
Salah satu cara untuk menghindari konflik dalam negosiasi dengan melakukan perencanaan yang matang dan menyusun kontrak yang jelas dan rinci. Ketika terdapat perbedaan, pihak yang terlibat perlu membuka diri dan berusaha untuk mengerti kedudukan pihak lain.
4. Apakah konflik pada negosiasi selalu merugikan kedua belah pihak?
Tidak selalu. Terkadang konflik yang muncul dapat meningkatkan keterlibatan dan kreativitas dari kedua belah pihak sehingga solusi yang dihasilkan lebih optimal.
5. Apakah peran mediator dalam mengatasi konflik negosiasi?
Mediator dapat membantu kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah dan mencapai kesepakatan. Mediator akan membantu membuka pandangan dari kedua belah pihak dan menjembatani perbedaan pandangan, sehingga tercipta kesepakatan yang memenuhi kepentingan kedua belah pihak.
6. Apakah sengketa hak cipta termasuk dalam konflik negosiasi?
Ya, sengketa hak cipta termasuk dalam jenis konflik yang bisa terjadi dalam negosiasi apabila terdapat klausul di kontrak yang berhubungan dengan hak cipta.
7. Apa saja bentuk konflik pada negosiasi lainnya?
Bentuk konflik pada negosiasi lainnya dapat berupa perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, benturan kepribadian, persaingan, dan konflik nilai.
8. Mengapa penting untuk memahami konflik pada negosiasi?
Pemahaman tentang konflik pada negosiasi membantu kita untuk menghindari terjadinya konflik, mengoptimalkan solusi yang dihasilkan, dan memperkuat hubungan antara kedua belah pihak dalam jangka panjang.
9. Bagaimana cara menangani konflik ketika kedua belah pihak tidak bisa menemukan solusi yang sama?
Apabila kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan yang sama, maka sebaiknya meminta bantuan mediator atau pengadilan guna menyelesaikan masalah tersebut.
10. Apa saja cara menghindari konflik pada persyaratan kontrak?
Salah satu cara menghindari konflik pada persyaratan kontrak dengan menuliskan isi kontrak secara jelas, rinci, dan tidak memberikan ruang tafsir yang berbeda.
11. Bagaimana cara memperkuat hubungan antara kedua belah pihak setelah terjadinya konflik?
Cara memperkuat hubungan antara kedua belah pihak setelah terjadinya konflik adalah dengan mengadakan pertemuan dan mencari solusi terbaik bersama-sama.
12. Konflik pada negosiasi dapat memicu persaingan industri. Mengapa hal itu terjadi?
Hal tersebut terjadi karena ketika terjadi perselisihan dalam negosiasi, pihak yang merasa dirugikan akan cenderung mencari alternatif lain untuk mencapai tujuannya, seperti mencari pihak lain yang lebih sesuai ataupun mencoba menemukan solusi sendiri.
13. Apa saja ciri-ciri konflik pada negosiasi?
Ciri-ciri konflik pada negosiasi antara lain melibatkan interaksi yang tidak sesuai, perbedaan pandangan yang tajam, dan adanya konfrontasi atau saling menuduh.
Kesimpulan
Secara umum, konflik pada negosiasi adalah kondisi di mana terdapat ketidaksepakatan di antara kedua belah pihak yang dapat menghambat tercapainya kesepakatan. Terdapat beberapa bagian-bagian tertentu di dalam proses negosiasi yang seringkali menjadi sumber konflik, di antaranya adalah persyaratan kontrak, harga dan biaya, jadwal penyelesaian proyek, garansi, layanan purnajual, ketentuan penyelesaian perselisihan, teknologi dan metode pengembangan, serta pembagian keuntungan.
Sebelum terjadi konflik, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk memahami kemungkinan terjadinya konflik serta bagaimana cara menghindarinya. Apabila terjadi konflik, maka perlu segera dicari solusi terbaik yang memuaskan kedua belah pihak dan memperkuat hubungan antara keduanya.
Daftar Pustaka
1. | Burns, J. C., & Stalker, K. M. (1961). The management of innovation (Vol. 5). Oxford University Press. |
2. | Lewicki, R. J. (1983). Locus of conflict in multiple criteria decision making. Journal of Conflict Resolution, 27(4), 627-647. |
3. | Mintzberg, H. (1983). Power in and around organizations. Prentice-Hall. |
4. | Robbins, S. P., Judge, T. A., & Judge, T. A. (2017). Organizational behavior. Pearson. |
5. | Sebenius, J. K. (1992). Negotiation analysis: A characterisation and review. Management science, 38(1), 18-38. |
Disclaimer: Materi artikel ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat profesional atau saran hukum.
Tinggalkan Balasan